ULAT SAGU MEMILIKI EMPAT(4) JENIS
Ulat sagu, merupakan makanan khas orang Papu. yang pada khususnya SUKU ASMAT. memiliki makanan khas yang tak kalah menariknya untuk dicoba. Banyak orang mengenalnya sebagai ulat sagu. Makanan ini dipercaya oleh masyarakat suku Asmat, sebagai makanan yang bisa membuat mereka sehat karena kandungan vitaminnya yang tinggi. Para ilmuam meniliti Ulat sagu ini memiliki Vitamin B dan E.Umumnya, ulat sagu hidup pada batang sagu. Kelezatan makanan ini sendiri dipercaya justru dari telur yang menetas pasca batang pohon membusuk yang kemudian menyebabkan banyaknya kumbang yang bertelur disitu
.
Setiap laki-laki maupun perempuan bahkan anak. Suku Asmat, diwajibkan mencari sagu setiap hari. Sagu tetap menjadi pilihan utama makanan pokok masyarakat ini meski mereka telah mengenal beras. Pada sagu yang berbentuk lontong, sebelum dimasak harus dibelah terlebih dahulu untuk memasukkan ulat sagu sebagai isinya. Selain terasa lezat, masyarakat Asmat juga meyakini ulat sagu bisa menjadi makanan suplemen untuk kesehatan mereka. Proteinnya yang tinggi serta tidak mengandung kolesterol dan lemak dapat menjadi penambah tenaga.Orang Asmat, meyakini ulat sagu, yang dalam bahasa setempat disebut ‘tow‘, mengandung banyak vitamin. Semakin banyak menyantap ulat sagu, akan semakin sehat dan besar serta perkasa pula tubuh mereka.Ulat sagu memiliki vitamin yang tinggi,dan juga berlemak yang tinggi pulah,seperti gambar dibawah ini.....
.
Gambar. Ulat Sagu yang sudah matang dan siap disantap.tampak seperti Sateh Ayam.
Penyajian makanan ini hampir menyerupai sate.Hidangan ini lezat dan gurih inipun kerap disebut "TOUH" oleh masyarakat setempat.
Ini cerita tentang salah satu sumber protein yang sangat baik, terlepas dari rupanya, untuk kita. Nama latinnya Rhynchophorus ferruginenus atau lebih dikenal sebagai ‘ulat sagu‘. Ulat ini adalah larva dari kumbang merah kelapa. Sebagai sumber protein ulat sagu bisa dijadikan bahan subsitusi pakan ternak atau juga lauk bergizi yang bebas kolesterol. Kandungan protein ulat sagu sekitar 9,34%, sedangkan pakan berbahan utama ulat sagu sekitar 27,77%. Selain kandungan protein yang cukup tinggi, ulat sagu juga mengandung beberapa asam amino esensial, seperti asam aspartat (1,84%), asam glutamat (2,72%), tirosin (1,87%), lisin (1,97%), dan methionin (1,07%).
Gambar. Ulat sagu yang masi hidup..
Yanuarius, menceritakan sempat mengalami hambatan saat hendak terbang ke
Belanda. Pasalnya, ada ketentuan yang menyebutkan tidak boleh membawa
hewan hidup dalam penerbangan. Karena itu, dia terpaksa membekukan ulat
sagu yang akan ditunjukkan kepada dewan juri. Selain itu, Mike membawa
ulat kering dan ulat yang sudah diasinkan.
Semua sudah disiapkan dengan matang oleh yanuarius. Tidak ketinggalan, dia menyiapkan tester berupa keripik ulat sagu. Tapi sayang, belum sampai ke Negeri Kincir Angin itu, keripik berasa gurih tersebut telah habis karena disantap teman-temannya saat berada di asrama Surya Institute.
"Waktu itu saya cuma membuat 20-an keripik. Sebab, saya hanya menyiapkan untuk presentasi," terangnya.
Meski begitu, dia mampu meyakinkan dewan juri bahwa ulat sagu betul-betul mengandung protein tinggi dan bisa diolah dalam berbagai makanan yang enak dikonsumsi. "Saya sempat waswas ketika saya tidak bisa membawa keripik. Tapi syukurlah, juri tetap percaya dengan penelitian saya," tambah dia.
Sepulang dari Belanda, Yanuarius masih penasaran dengan objek penelitiannya. Karena itu, dia lalu melakukan penelitian lagi dengan mengolah ulat sagu menjadi spageti dan sandwich. Bahkan, hasilnya lalu dijual di depan rumah. Dua olahan tersebut dia banderol Rp 5.000 per porsi. "Ini masih uji coba," ujar Mike yang bercita-cita mendirikan perusahaan franchise makanan berbahan ulat sagu itu.
Yanuarius,masih coba-coba, dia tidak ingin pembeli tertipu. Karena itu, dia memampang k
Meski masih coba-coba, dia tidak ingin pembeli tertipu. Karena itu, dia
memampang keterangan di konternya bahwa makanan yang dibuat berbahan
ulat sagu.Semua sudah disiapkan dengan matang oleh yanuarius. Tidak ketinggalan, dia menyiapkan tester berupa keripik ulat sagu. Tapi sayang, belum sampai ke Negeri Kincir Angin itu, keripik berasa gurih tersebut telah habis karena disantap teman-temannya saat berada di asrama Surya Institute.
"Waktu itu saya cuma membuat 20-an keripik. Sebab, saya hanya menyiapkan untuk presentasi," terangnya.
Meski begitu, dia mampu meyakinkan dewan juri bahwa ulat sagu betul-betul mengandung protein tinggi dan bisa diolah dalam berbagai makanan yang enak dikonsumsi. "Saya sempat waswas ketika saya tidak bisa membawa keripik. Tapi syukurlah, juri tetap percaya dengan penelitian saya," tambah dia.
Sepulang dari Belanda, Yanuarius masih penasaran dengan objek penelitiannya. Karena itu, dia lalu melakukan penelitian lagi dengan mengolah ulat sagu menjadi spageti dan sandwich. Bahkan, hasilnya lalu dijual di depan rumah. Dua olahan tersebut dia banderol Rp 5.000 per porsi. "Ini masih uji coba," ujar Mike yang bercita-cita mendirikan perusahaan franchise makanan berbahan ulat sagu itu.
Yanuarius,masih coba-coba, dia tidak ingin pembeli tertipu. Karena itu, dia memampang k
Mike mengatakan, untuk membuat spageti, isi perut ulat sagu dikeluarkan, kemudian dicampur ke dalam adonan mi. Sementara itu, sisa tubuh dan kepala ulat sagu disisihkan dan dibuat campuran bahan siraman spageti bersama daging ayam. "Lumayan, spageti yang saya buat langsung habis," terang dia.
Ulat sagu atau disebut Dutu'oleh masyarakat di kabupaten Bone Sulawesi Selatan siap untuk diolah menjadi kuliner ekstrim penambah stamina tubuh. Minggu, (27/05/2012).
Bagi sebagian masyarakat Indonesia, ulat atau belatung merupakan hal yang menjijikkan, namun di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan, ulat bahkan dijadikan lauk untuk konsumsi sehari-hari. Namun, ulat yang satu ini bukanlah belatung biasa tapi ulat yang hidup di pohon sagu yang telah ditebang sebelumnya.
Ulat sagu atau lebih dikenal dengan "dutu" oleh masyarakat setempat. Umumnya para petani di Desa Ajangpulu, Kecamatan Sibule, Kabupaten Bone yang terkenal dengan industri pengolahan sagu ini membiarkan pohon sagu membusuk setelah ditebang kemudian diolah. Pohon sagu inilah yang dijadikan tempat oleh untuk bertelur.
Pohon sagu yang telah ditebang selama tiga minggu sudah cukup menampung dutu. Dutu inilah yang diambil oleh para petani untuk dikonsumsi sebagai lauk pauk. Selain rasanya yang enak, ulat sagu ini juga diyakni oleh para petani sebagai penambah stamina tubuh dalam bekerja sehari hari."Rasanya enak tidak seperti apa yang dilihat. Katanya satu ekor dutu ini sebanding dengan dua butir telur ayam kampung," ujar Iwan Hammer, salah seorang warga setempat.
Cara mendapatkannya pun sangatlah mudah yakni hanya bermodalkan kapak untuk membelah pohon sagu. Selanjutnya ulat sagu yang telah dikumpulkan ini kemudin dicuci serta kepalanya dihilangkan. Setelah selesai ulat sagu ini pun dibuat berbagai macam, ada yang digoreng serta ada pula yang dicampur dengan sayur mayur.
Sementara bagi dunia kesehatan, manfaat ulat sagu ini memang telah diteliti sebelumnya, dan hasilnya memang agak mirip dengan mitos masyarakat yang meyakini bahwa ulat sagu ini mampu meningkatkan stamina tubuh. Pasalnya, secara medis ulat sagu yang dalam bahasa latin disebut Rhynchophorus ferruginenus ini memiliki kandungan 9,34 persen kadar protein serta mengandung sejumlah asam amino esensial yakni asam aspartat 1,84 persen, asam glutamat 2,72 persen, terosin 1,87 persen, lisin 1,97 persen serta methionin 1,07 persen.
"Ulat sagu memang memliki banyak kandungan gizi jadi wajar kalau masyarakat meyakini bahwa makan Dutu ini mampu menghilangkan raca capek dan kuat bekerja," ujar Jamaluddin, SKM, M.Kes, ahli gizi yang bertugas di Dinas Kesehatan Kabupaten Bone.
Gambar. Pohon Sagu,tempat dimana Ulat sagu berkebang biak |
._ Apabila anda ingin berdagang atau Berbisnis ulat Sagu.
_ langsung saja, HUB.085289525048. 082399232819.
_
Maksih atas informasinya sangat bermanfaat Khasiat kolang kaling
BalasHapusDear blogr,
BalasHapusDi tempat saya banyak terdapat ulat ( yang mirip ulat sagu ), sama persis pda gambar no 1 ( yang besar bisa sampai hampir 1 telapak tangan ). apa itu jenis ulat sagu juga ya ?
soalnya banyak terdapat di janjang kosong kelapa sawit. mohon advice nya dong. trims